7 Ragam Kopi Manual Brew yang Perlu Dikenal

7 Ragam Kopi Manual Brew yang Perlu Dikenal

7 Ragam Kopi Manual Brew yang Perlu Dikenal – Manual brew coffee sama seperti namanya, di mana dibuat secara manual dengan keterampilan dari sang barista. Tentu saja memiliki perbedaan dengan kopi espresso yang dapat dibuat menggunakan mesin. Kopi manual brew ini diyakini memiliki cita rasa yang unik.

Kopi yang diseduh secara manual memang dapat menghasilkan aroma yang jauh lebih terasa nikmat. Hal ini disebabkan adanya kontak antara kopi dan air yang relatif lama. Itulah yang membuat rasa kopi menjadi semakin spesial.

Untuk kalian para pecinta kopi sejati dari manual brew, harus mengenali ragam jenis kopi yang ada. Jenis kopi manual  brew memanglah beragam, tetapi banyak yang tak mengetahuinya. Maka dari itu, berikut adalah beberapa jenis kopi manual brew cukup populer yang biasa disajikan di kafe:

1. Pour Over – Manual Brew

Metode penyerahan kopi dengan cara menyiram air ke atas kopi disebut pour over. Di mana bubu kopi tersebut ditaruh dalam alat yang berbentuk kerucut pada bagian bawahnya. Air seduhan tersebut akan mengalir ke dalam gelas saji yang telah disiapkan.

Cita rasa kopi menggunakan pour over ini akan menjadi lebih halus dan jernih, dikarenakan tanpa adanya cream di atas permukaannya. Aroma dan cita rasanya mampu memikat para penikmat kopi. V60 dan Chemex merupakan dua varian alat seduh kopi pour over yang umum dipakai di kafe.

2. Moka Pot – Manual Brew

Moka Pot merupakan alat pembuat kopi secara manual yang digunakan untuk menyeduh kopi. Caranya adalah dengan memanaskan air yang diberi uap. Moka Pot ini namanya diambil dari salah kota bernama Mocha yang berada di Taman.

Alat Moka Pot pertama kali ditemukan oleh seorang insinyur yang berkebangsaan Italia pada tahun 1933. Adapun nama insinyur tersebut adalah Alfonso Bialetti. Moka Pot dapat menjadi mesin alternatif ekspresi yang lebih terjangkau.

3. Kopi Tubruk – Manual Brew

Apakah kamu penasaran dari mana awal mula kata ‘tubruk’ tersebut? Ternyata, ada asal-usulnya, di mana ‘tubruk’ diambil dari bahasa Jawa yang memiliki arti ‘tabrak’. Istilahnya dikenal karena membuat kopi tubruk yang berarti ‘menabrakkan’ atau menerpa air panas dan bubuk kopi tanpa memakai mesin atau alat tertentu.

Pastinya, di antara kamu sudah banyak yang tahu tentang kopi tubruk bahkan sering menyeduhnya. Kopi tubruk ini dapat ditambahkan gula atau elemen lain sesuai selera. Kopi tubruk diyakini mampu memikat banyak orang, sehingga banyak yang menyukainya.

4. Press atau Plunger – Manual Brew

Press atau metode plunger umumnya memakai sebuah alat yang memiliki jaring plunger. Adapun untuk fungsinya, untuk menyaring ampas kopi sehingga dapat menghasilkan minuman kopi. Tentunya kopi yang dihasilkan jernih dan hanya memiliki sedikit crema.

Dalam metode press atau plunger ini memakai tekanan. Namun, tekanan yang dipakai dalam metode ini tidak sebesar mesin espresso. Sudah banyak juga yang menggunakan metode satu ini.

Di dalamnya, terdapat dua jenis alat seduh kopi plunger atau press yang bisa dijumpai saat ini. Dua jenis tersebut adalah French Press dan Aeropress. Alat tersebut sering dipakai di kafe-kafe tertentu.

5. Vietnam Drip

Ada yang masih belum tahu ciri khas dari Vietnam drip? Vietnam drip ini merupakan alat penyaring yang bentuknya mirip seperti gelas yang berguna untuk menempatkan kopi. Penggunaanya adalah ditaruh di atas gelas yang telah ditambahkan susu kental manis.

Pembuatannya hampir sama dengan pour over. Caranya yaitu dengan menuangkan air panas hingga melewati bubuk kopi dan tercampur dengan susu kental manis yang ada dalam gelas. Di Vietnam, sebutan yang populer untuk Vietnam drip adalah cà phê đá.

6. Vacum Pot

Metode vacum pot juga sering disebut dengan syphon. Metodenya adalah menggunakan alat seduh kopi yang menyerupai tabung reaksi kimia, seperti yang sering dijumpai di laboratorium. Beberapa memang masih ada yang menggunakan metode vacum pot, tetapi kebanyakan sudah meninggalkannya.

Vacum pot dikenal sebagai metode yang rumit, dan kurang efisien waktu. Hal ini diyakini mampu menguras tenaga dalam waktu cukup lama. Maka dari itu, vacum pot ditinggalkan.

Pada alat vacum pot ada dua jenis tabung dan satu buah pemanas. Letak tabung pertambangan yaitu di sisi atas sebagai tempat memproses bubuk kopi. Adapun untuk tabung bagian bawah berguna sebagai wadah ekstraksi kopi.

7. Cold Brew

Teknik manual brew yang terakhir dikenal sebagai cold brew. Disebutkan demikian, karena dalam metode ini tidak memakai air panas. Cara membuatnya yaitu merendam kopi bubuk di dalam wadah yang tertutup rapat.

Hasil dari rendaman kopi tersebut kemudian dimasukkan ke dalam lemari es dan disimpan sekitar 8-20 jam. Diusahakan lebih dari 8 jam saja untuk memaksimalkan kopi. Hal ini disebabkan, semakin lama disimpan, maka akan semakin pekat.

Akan tetapi, lamanya penyimpanan tersebut balik lagi ke selera masing-masing. Tingkat kepekatan yang diinginkan memang berbeda-beda. Apabila tidak suka terlalu pekat https://www.instruksicepat.com/, mau yang biasa-biasa saja, maka bisa berhenti di 8 jam.

Dibandingkan dengan jenis kopi yang diseduh menggunakan air panas, tingkat keasaman kopi yang dihasilkan menggunakan teknik cold brew ini lebih rendah. Bagi yang mempunyai penyakit asam lambung atau maag, cold brew lebih ramah. Setidaknya, cold brew dapat bersahabat dengan mereka yang mempunyai penyakit tersebut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *